A. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Membaca
Langkah
awal guna meningkatkan keberhasilan pembelajaran membaca adalah memahami
berbagai prinsip-prinsip pembelajaran membaca. Berikut disajikan sejumlah
prinsip pengajaran membaca yang dikemukakan oleh para ahli.
Nuttal (1996) mengemukakan beberapa
prinsip umum pembelajaran membaca. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Pembelajaran
membaca harus dilakukan dengan tujuan membangun kemampuan membaca anak. Hal ini
berarti pembelajaran membaca tidak bisa dilakukan secara sporadic tetapi harus
dilakukan secara bertahap. Beberapa tahapan dalam pembelajaran membaca tersebut
adalah:
a. Memberanikan
anak membaca
b. Mendorong
anak membaca
c. Menjajaki
kemampuan baca anak agar mengetahui kelemahan anak dalam membaca
d. Modeling
membaca: mendemonstrasikan cara-cara yang dibutuhkan anak dalam membaca
e. Klarifikasi:
memberikan contoh baca, menjelaskan
strategi membaca dan memberikan pelajaran secara eksplisit jika diperlukan
2. Kemampuan
berbicara anak tidak dapat dibentuk secara sekaligus melainkan harus selalu
dibentuk secara perlahan.
3. Pengajaran
membaca harus senantiasa dilakukan melalui interaksi antara guru dan kelas.
4. Pengajaran
membaca harus senantiasa ditunjukan guna membangun kemampuan anak berinteraksi
dengan teks.
5. Pembelajaran
membaca harus dilakukan dalam atmosfer kelas yang kondusif.
6. Pembelajaran
membaca harus dilakukan dengan asa pelatihan belajar, artinya harus
senantiasa melatihkan siswa berbagai
strategi membaca sebelum siswa melakukan kegiatan membaca yang sesungguhnya.
7. Pembelajaran
membaca harus dilakukan dengan berorientasi kedepan, artinya pembelajaran harus
diusahakan membekali siswa berbagai strategi membaca yang dapat digunakan dalam
menghadapi berbagai jenis bacaan, baik untuk saat ini maupun pada jenjang
pendidikan selanjutnya.
8. Pahamilah
bahwa pada dasarnya hanya dua jenis kemampuan membaca yang harus secara
mendalam diajarkan yakni kemampuan membaca intensif (kegiatan baca yang
memfokuskan pada satu teks tertentu dengan tujuan agar siswa tidak sekedar
memahami makna bacaan tetapi mengetahui bagaimana makna dibentuk dari sebuah
bacaan) dan kemampuan membaca ekstensif (kegiatan baca yang dilakukan dengan
membaca berbagai teks guna mendapat pemahaman yang luas atas suatu isi bacaan).
Dalam
kaitannya dengan pembelajaran membaca pemahaman, Brown (2001) mengemukakan bahwa
untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran membaca pemahaman, perlu
diperhatikan beberapa prinsip dasar mendesain pembelajaran membaca pemahaman.
Beberapa prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut.
1. Yakinlah
bahwa kita tidak mengabaikan pentingnya merumuskan tujuan pembelajaran membaca
secara spesifik.
2. Gunakan
teknik/strategi pembelajaran membaca yang mampu membangun motivasi intrinsic
siswa.
3. Perhatikan
keaslian (kesesuaian dengan konteks siswa) dan keterbacaan wacana yang kita
pilih.
4. Terapkan
strategi membaca yang paling tepat untuk setiap bahan bacaan.
5. Terpakan
model baca interaktif selama proses pembelajaran membaca.
6. Laksanakanlah
prosedur pembelajaran membaca dengan membaginya kedalam tiga tahapan yakni
tahap prabaca, tahap membaca, dan tahap pascabaca.
7. Gunakan
prinsip strategi membaca pemahaman berikut dalam pelaksanaan proses
pembelajaran.
a. Identifikasi
tujuan baca secara jelas dan nyata.
b. Gunakan
teknik membaca dalam hati yang efisien serta gunakan kecepatan membaca yang
fleksibel.
c. Gunakan
strategi membaca skiming untuk menemukan ide pokok bacaan.
d. Gunakan
strategi membaca skiming untuk menemukan informasi khusus/penjelas.
e. Gunakan
peta konsep untuk mempermudah pemahaman bacaan.
f. Gunakan
tebakan untuk mendefinisikan kata yang belum diketahui maknanya.
g. Analisislah
lebih lanjut/kosakata yang belum dipahami tersebut.
h. Bedakan
antara makna literal dan makna implikatif.
i.
Tandai penanda wacana yang menandakan
keterhubungan antara ide satu dengan ide lainnya.
8. Kembangkanlah
aspek-aspek evaluasi untuk menguji keberdayagunaan teknik/strategi baca yang
dipilih.
9. Lakukan
penilaian, baik penilaian proses maupun penilaian kemampuan membaca.
Prinsip-prinsip
pengajaran dalam membaca di atas perlu diketahui dan dipahami, karena hal itu
perlu untuk mendapatkan hasil membaca yang maksimal. Terutama untuk guru dalam
menerapkan pengajaran membaca.
B. Perencanaan
Pembelajaran Membaca
Pembelajaran
pada dasarnya dilandasi oleh kemampuan guru dalam membuat keputusan tentang pembelajaran
yang akan dilaksanakannya. Salah satu dimensi penting dalam membuat keputusan
tersebut terletak pada keputusan guru dalam menentukan perencanaan
pembelajaran. Demikian pula dalam pembelajaran membaca, guru harus mampu
membuat keputusan yang tepat dalam menyusun dan mempersiapkan pelaksanaan
pembelajaran membaca.
Berbicara
tentang menyusun perencanaan pembelajaran membaca, langkah awal yang harus
secara tepat ditentukan guru adalah menentukan tujuan program pembelajaran yang
dirancangnya. Dalam hal ini guru harus meyakinkan dirinya bahwa apa pun jenis
dan kegiatan pembelajaran membaca yang akan dilaksanakannya harus memiliki
tujuan umum untuk membentuk kemungkinan bagi siswa guna mampu menikmati
kegiatan membaca, mampu membaca dengan gaya dan kecepatan yang fleksibel, dan
mampu memperoleh pemahaman isi bacaan yang memadai Tujuan utama ini sudah
selayaknya menjadi jiwa bagi semua pembaelajaran membaca yang akan
dilaksanakan. Secara lebih terperinci tujuan program pembelajaran membaca bagi
siswa dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Merekognisi
arti penting tujuan membaca bagi
kegiatan membaca.
2. Membaca
dengan berbagai gaya dan cara sesuai dengan tujuan baca yang ditetapkannya.
3. Merespons
teks secara penuh dan akurat sesuai dengan kebutuhan tujuan baca.
4. Merekognisi
bahwa pendekatan membaca top-down dan
bottom-up sangat berguna dan
disesuaikan dengan kebutuhan.
5. Sadar
bahwa dia tidak dapat memahami teks dan mampu menemukan sumber ketidak
pahamannya sehingga ia akan mampu pula mencegahnya kemungkinan hal itu terjadi
di masa yang akan dating.
6. Tidak
merasa cemas ketika ia tidak memahami setiap kata, kecuali jika dibutuhkan
keakuratan makna dari kata-kata tersebut.
7. Mengunakan
tenik membaca cepat untuk meyakinkan bawha ia hanya membaca bagian-bagian
terpenting dari suatu wacana guna membantu pemerolehan pemahaman secara
berurutan.
8. Menggunakan
informasi nonlinier sebagai tambahan dalam meningkatkan pemahaman.
9. Mengunakan
kemampuan memahami kata, kalimat, paragraph guna membangun pemahan sederhana
tentang isi bacaan.
10. Mengunakan
organisasi retoris untuk membantu interpretasi dan rekognisi.
Selanjutnya
dari berbagai tujuan di atas harus secara cermat dipertimbangkan prioritas dan
kemungkinan ketercapaiannya. Pencapaian tujuan pembelajaran membaca tetap harus
pula mempertimbangkan aspek kerealistikannya. Hal ini disebabkan oleh kenyataan
bahwa kemampuan membaca pemahaman, membaca kritis, membaca responsive tidak
dapat dikembangkan secara tergesa-gesa.
Langkah
kedua yang harus secara tepat ditentukan dalam menyusun program pembelajaran
membaca adalah mempersiapkan berbagai kebutuhan bagi siswa selama proses
membaca. Beberapa kebutuhan yang harus dipertimbangkan tersebut antara lain (1)
memilih bahan bacaan (pertimbangkan isi dan kergaman materi dan sebaiknya
materi berupa materi lintas kurikulum), (2) menetukan panduan membaca yang
tepat, dan (3) menentukan strategi baca yang tepat.
Langkah
ketiga adalah menentukan kebutuhan agar siswa memiliki kemauan membaca, Dalam
tahap ini guru harus benar-benar menyusun strategi agar siswa terdorong untuk
memiliki kebiasaan membaca yang baik. Kebiasaan ini diharapkan tidak tumbuh
dalam lingkungan sekolah saja, tetapi juga tumbuh dalam kehidupan siswa
sehari-hari. Dalam konteks pembelajaran kebiasaan membaca yang baik dapatg
diawali dengan menugasbacakan siswa untuk membaca buku. Buku yang ditawarkan
hendaknya merupakan buku yang menarik minat siswa sehingga akan timbul perasaan
senang pada siswa aketika membaca buku tersebut. Buku yang biasanya mampu
memberikan rasa senang pada siswa adalah buku yang memenuhi prinsip SAVE (short ‘pendek’, appealing ‘menarik’, varied
‘bervariasi’, dan easy ‘mudah’).
Untuk mempermudah siswa memperoleh buku tersebut sebaiknya kita galakkan
“perpustakaan kelas”, yakni kelas yang menyediakan berbagai buku yang layak
baca bagi siswa.
Berbagai
persiapan pembelajaran membaca diatas tentu saja diakhiri dengan menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran. Dalam menyusun RPP ini hendaknya diperhatikan
bahwa proses pembelajaran membaca senantiasa terdiri atas tiga kegiatan yakni
kegiatan prabaca, kegiatan membaca, dan kegiatan pascabaca . Ketiga kegiatan
ini akan diuraikan pada subbab berikut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar