Kamis, 28 Januari 2016

Prinsip-Prinsip dan Perencanaan Pembelajaran Membaca

A. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Membaca
Langkah awal guna meningkatkan keberhasilan pembelajaran membaca adalah memahami berbagai prinsip-prinsip pembelajaran membaca. Berikut disajikan sejumlah prinsip pengajaran membaca yang dikemukakan oleh para ahli.
            Nuttal (1996) mengemukakan beberapa prinsip umum pembelajaran membaca. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Pembelajaran membaca harus dilakukan dengan tujuan membangun kemampuan membaca anak. Hal ini berarti pembelajaran membaca tidak bisa dilakukan secara sporadic tetapi harus dilakukan secara bertahap. Beberapa tahapan dalam pembelajaran membaca tersebut adalah:
a.       Memberanikan anak membaca
b.      Mendorong anak membaca
c.       Menjajaki kemampuan baca anak agar mengetahui kelemahan anak dalam membaca
d.      Modeling membaca: mendemonstrasikan cara-cara yang dibutuhkan anak dalam membaca
e.       Klarifikasi: memberikan  contoh baca, menjelaskan strategi membaca dan memberikan pelajaran secara eksplisit jika diperlukan
2.      Kemampuan berbicara anak tidak dapat dibentuk secara sekaligus melainkan harus selalu dibentuk secara perlahan.
3.      Pengajaran membaca harus senantiasa dilakukan melalui interaksi antara guru dan kelas.
4.      Pengajaran membaca harus senantiasa ditunjukan guna membangun kemampuan anak berinteraksi dengan teks.
5.      Pembelajaran membaca harus dilakukan dalam atmosfer kelas yang kondusif.
6.      Pembelajaran membaca harus dilakukan dengan asa pelatihan belajar, artinya harus senantiasa  melatihkan siswa berbagai strategi membaca sebelum siswa melakukan kegiatan membaca yang sesungguhnya.
7.      Pembelajaran membaca harus dilakukan dengan berorientasi kedepan, artinya pembelajaran harus diusahakan membekali siswa berbagai strategi membaca yang dapat digunakan dalam menghadapi berbagai jenis bacaan, baik untuk saat ini maupun pada jenjang pendidikan selanjutnya.
8.      Pahamilah bahwa pada dasarnya hanya dua jenis kemampuan membaca yang harus secara mendalam diajarkan yakni kemampuan membaca intensif (kegiatan baca yang memfokuskan pada satu teks tertentu dengan tujuan agar siswa tidak sekedar memahami makna bacaan tetapi mengetahui bagaimana makna dibentuk dari sebuah bacaan) dan kemampuan membaca ekstensif (kegiatan baca yang dilakukan dengan membaca berbagai teks guna mendapat pemahaman yang luas atas suatu isi bacaan).
Dalam kaitannya dengan pembelajaran membaca pemahaman, Brown (2001) mengemukakan bahwa untuk mencapai keberhasilan dalam pembelajaran membaca pemahaman, perlu diperhatikan beberapa prinsip dasar mendesain pembelajaran membaca pemahaman. Beberapa prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut.
1.      Yakinlah bahwa kita tidak mengabaikan pentingnya merumuskan tujuan pembelajaran membaca secara spesifik.
2.      Gunakan teknik/strategi pembelajaran membaca yang mampu membangun motivasi intrinsic siswa.
3.      Perhatikan keaslian (kesesuaian dengan konteks siswa) dan keterbacaan wacana yang kita pilih.
4.      Terapkan strategi membaca yang paling tepat untuk setiap bahan bacaan.
5.      Terpakan model baca interaktif selama proses pembelajaran membaca.
6.      Laksanakanlah prosedur pembelajaran membaca dengan membaginya kedalam tiga tahapan yakni tahap prabaca, tahap membaca, dan tahap pascabaca.
7.      Gunakan prinsip strategi membaca pemahaman berikut dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
a.       Identifikasi tujuan baca secara jelas dan nyata.
b.      Gunakan teknik membaca dalam hati yang efisien serta gunakan kecepatan membaca yang fleksibel.
c.       Gunakan strategi membaca skiming untuk menemukan ide pokok bacaan.
d.      Gunakan strategi membaca skiming untuk menemukan informasi khusus/penjelas.
e.       Gunakan peta konsep untuk mempermudah pemahaman bacaan.
f.       Gunakan tebakan untuk mendefinisikan kata yang belum diketahui maknanya.
g.      Analisislah lebih lanjut/kosakata yang belum dipahami tersebut.
h.      Bedakan antara makna literal dan makna implikatif.
i.        Tandai penanda wacana yang menandakan keterhubungan antara ide satu dengan ide lainnya.
8.      Kembangkanlah aspek-aspek evaluasi untuk menguji keberdayagunaan teknik/strategi baca yang dipilih.
9.      Lakukan penilaian, baik penilaian proses maupun penilaian kemampuan membaca.
Prinsip-prinsip pengajaran dalam membaca di atas perlu diketahui dan dipahami, karena hal itu perlu untuk mendapatkan hasil membaca yang maksimal. Terutama untuk guru dalam menerapkan pengajaran membaca.

B.    Perencanaan Pembelajaran Membaca
Pembelajaran pada dasarnya dilandasi oleh kemampuan guru dalam membuat keputusan tentang pembelajaran yang akan dilaksanakannya. Salah satu dimensi penting dalam membuat keputusan tersebut terletak pada keputusan guru dalam menentukan perencanaan pembelajaran. Demikian pula dalam pembelajaran membaca, guru harus mampu membuat keputusan yang tepat dalam menyusun dan mempersiapkan pelaksanaan pembelajaran membaca.
Berbicara tentang menyusun perencanaan pembelajaran membaca, langkah awal yang harus secara tepat ditentukan guru adalah menentukan tujuan program pembelajaran yang dirancangnya. Dalam hal ini guru harus meyakinkan dirinya bahwa apa pun jenis dan kegiatan pembelajaran membaca yang akan dilaksanakannya harus memiliki tujuan umum untuk membentuk kemungkinan bagi siswa guna mampu menikmati kegiatan membaca, mampu membaca dengan gaya dan kecepatan yang fleksibel, dan mampu memperoleh pemahaman isi bacaan yang memadai Tujuan utama ini sudah selayaknya menjadi jiwa bagi semua pembaelajaran membaca yang akan dilaksanakan. Secara lebih terperinci tujuan program pembelajaran membaca bagi siswa dapat diuraikan sebagai berikut.
1.      Merekognisi arti penting tujuan membaca  bagi kegiatan membaca.
2.      Membaca dengan berbagai gaya dan cara sesuai dengan tujuan baca yang ditetapkannya.
3.      Merespons teks secara penuh dan akurat sesuai dengan kebutuhan tujuan baca.
4.      Merekognisi bahwa pendekatan membaca top-down dan bottom-up sangat berguna dan disesuaikan dengan kebutuhan.
5.      Sadar bahwa dia tidak dapat memahami teks dan mampu menemukan sumber ketidak pahamannya sehingga ia akan mampu pula mencegahnya kemungkinan hal itu terjadi di masa yang akan dating.
6.      Tidak merasa cemas ketika ia tidak memahami setiap kata, kecuali jika dibutuhkan keakuratan makna dari kata-kata tersebut.
7.      Mengunakan tenik membaca cepat untuk meyakinkan bawha ia hanya membaca bagian-bagian terpenting dari suatu wacana guna membantu pemerolehan pemahaman secara berurutan.
8.      Menggunakan informasi nonlinier sebagai tambahan dalam meningkatkan pemahaman.
9.      Mengunakan kemampuan memahami kata, kalimat, paragraph guna membangun pemahan sederhana tentang isi bacaan.
10.  Mengunakan organisasi retoris untuk membantu interpretasi dan rekognisi.
Selanjutnya dari berbagai tujuan di atas harus secara cermat dipertimbangkan prioritas dan kemungkinan ketercapaiannya. Pencapaian tujuan pembelajaran membaca tetap harus pula mempertimbangkan aspek kerealistikannya. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa kemampuan membaca pemahaman, membaca kritis, membaca responsive tidak dapat dikembangkan secara tergesa-gesa.
Langkah kedua yang harus secara tepat ditentukan dalam menyusun program pembelajaran membaca adalah mempersiapkan berbagai kebutuhan bagi siswa selama proses membaca. Beberapa kebutuhan yang harus dipertimbangkan tersebut antara lain (1) memilih bahan bacaan (pertimbangkan isi dan kergaman materi dan sebaiknya materi berupa materi lintas kurikulum), (2) menetukan panduan membaca yang tepat, dan (3) menentukan strategi baca yang tepat.
Langkah ketiga adalah menentukan kebutuhan agar siswa memiliki kemauan membaca, Dalam tahap ini guru harus benar-benar menyusun strategi agar siswa terdorong untuk memiliki kebiasaan membaca yang baik. Kebiasaan ini diharapkan tidak tumbuh dalam lingkungan sekolah saja, tetapi juga tumbuh dalam kehidupan siswa sehari-hari. Dalam konteks pembelajaran kebiasaan membaca yang baik dapatg diawali dengan menugasbacakan siswa untuk membaca buku. Buku yang ditawarkan hendaknya merupakan buku yang menarik minat siswa sehingga akan timbul perasaan senang pada siswa aketika membaca buku tersebut. Buku yang biasanya mampu memberikan rasa senang pada siswa adalah buku yang memenuhi prinsip SAVE (short ‘pendek’, appealing ‘menarik’, varied ‘bervariasi’, dan easy ‘mudah’). Untuk mempermudah siswa memperoleh buku tersebut sebaiknya kita galakkan “perpustakaan kelas”, yakni kelas yang menyediakan berbagai buku yang layak baca bagi siswa.

Berbagai persiapan pembelajaran membaca diatas tentu saja diakhiri dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Dalam menyusun RPP ini hendaknya diperhatikan bahwa proses pembelajaran membaca senantiasa terdiri atas tiga kegiatan yakni kegiatan prabaca, kegiatan membaca, dan kegiatan pascabaca . Ketiga kegiatan ini akan diuraikan pada subbab berikut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar